Bengkulu, indonesiar1.com – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengunjungi Rumah Sakit Hasanudin Damrah Manna Bengkulu Selatan. Kunjungan ini merupakan rangkaian dari acara pulang kampung Gubernur Bengkulu, sekaligus melihat langsung pelayanan rumah sakit.
Menurut Meytia Nosa Nasari, perawat rumah sakit mengatakan, sejauh ini pelayanan rumah sakit umum Hasanuddin Damrah Manna berjalan dengan baik dan pasien juga mendapatkan pelayanan yang prima.
“Sesuai dengan pesan Bapak Gubernur, pelayanan kami di rumah sakit umum Hasanuddin Damrah ini mengedepankan hak-hak pasien, terlebih saat situasi sekarang ini pasien sedang full dan alhamdulillah semua mendapatakan pelayanan yang prima,” jelasnya, Sabtu (2/5/2024).
“Memang untuk situasi dalam penertiban keluarga pasien yang menjaga maupun besuk sangat sulit, karena ini sudah jadi tradisi kita jika ada keluarga atau kerabat yang sakit selalu berbondong-bodong. Tapi kita (rumah sakit) tetap mengedepankan jam istirahat pasien demi kesembuhannya,” tuturnya.
Salah seorang keluarga pasien, Sirin mengungkapkan, motovasi dan semangat yang berikan Gubernur Bengkulu merupakan obat sekaligus bentuk kepedulian kepada masyarakat. Terlebih kepada seorang yang tengah menjalani perawatan di rumah sakit ini.
“Saya ucapkan terima kasih banyak kepada bapak Gubernur yang telah menyempatkan diri untuk menjenguk keluarga kami dan sekaligus berkunjung ke rumah sakit. Tentu ini jadi obat sekaligus motavasi semangat untuk kami yang menjaga pasien,” kata Sirin.
“Tadi kami lihat ada beberapa pasien sudah nampak siuman dan ceria, terlebih lagi waktu dapat kunjungan dari Bapak Gubernur,” tutupnya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Rohidin juga menjenguk Herman (60 tahun). Herman merupakan kerabat Gubernur Rohidin yang saat ini sedang menderita anemia dan sudah dirawat sejak tiga hari lalu.
“Ini dalam rangka pulang kampung dan ada beberapa kegiatan juga dan sekaligus menjenguk kerabat yang kebetulan masih keluarga, dirawat sudah tiga hari,” ungkapnya.
“Tadi juga kita pesankan kepada perawat untuk betul-betul merawat pasien dengan lemah lembut agar pasien mendapatkan hak-haknya. Untuk keluarga yang menjaga pasien agar dapat tetap terus berdoa dan biarkan tenaga ahli dan obat yang bekerja,” tutupnya. [Febri & Deni]